Kantorberita.online – Slawi, Forum Indonesia Menulis (FIM), telah menorehkan keberhasilannya dengan Tour Aksara Internasional. Sebuah inisiatif yang bertujuan mengangkat literasi, pengembangan karakter, dan personal branding khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan yang berlangsung mulai Senin, 24 Juni 2024 hingga Minggu, 30 Juni 2024 ini diikuti oleh para penulis dari Indonesia, yang secara intensif mengikuti rangkaian kunjungan ke Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Salah satu aspek kunci dari Tour Aksara ini adalah penerapan konsep personal branding dalam konteks literasi, yang bertujuan membangun citra dan reputasi positif bagi pendidik. Nerly Riski, salah seorang peserta yang aktif terlibat, mengungkapkan pentingnya pengembangan diri dalam karir pendidikan, terutama dalam era dinamika pendidikan yang terus berkembang.
“Literasi memungkinkan guru memperluas pengetahuannya, meningkatkan kualitas pengajaran, dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi,” ujarnya yang disampaikan pada kru media.
Trimanto B Ngaderi, S.Kom, seorang pegiat literasi dan pendamping sosial dari Boyolali, yang terlibat secara aktif dalam kegiatan ini mengatakan, bahwa Tour Aksara memiliki tujuan untuk memperluas pandangannya terhadap literasi di kawasan Asia Tenggara.
“Saya ingin menghasilkan karya-karya yang berdampak dalam literasi regional dan internasional yang akan menjadi buku berharga bagi siswa maupun masyarakat di Indonesia,” paparnya.
Sementara itu, Yuliana Giawa, S.Pd.M.A.P, Kepala Sekolah Dasar (SD) 077311 Tuhoowo Nias Selatan, menyuarakan keinginannya untuk menjadi agen perubahan melalui literasi.
“Sebagai seorang pendidik dan calon penulis, saya ingin memberikan inspirasi dan motivasi pada siswa untuk mencintai literasi,” kata Yulia yang juga memaparkan tekadnya dalam meningkatkan literasi di Nias dengan cara ingin menulis dan membuat buku.
Dr. Sugeng Prihadi, S.Th, M.Min, M.Th, seorang rohaniwan dan wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tegal, mengapresiasi upaya FIM dalam memperluas cakupan literasi. Sugeng mengingatkan betapa penting literasi menjadi fondasi bagi pembangunan intelektual, sosial dan budaya.
“Literasi, yang meliputi kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, serta analisis informasi, sangat penting, khususnya bagi para pendidik dalam menghadapi tantangan global saat ini,” ucapnya.
Sementara itu Dra. Cicik Rahayu Any Siswoyo, seorang guru teladan dari Surabaya, menegaskan, bahwa eksplorasi diri merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan pendidik.
“Dengan eksplorasi diri, seorang guru dapat memahami lebih dalam tentang kekuatan dan kelemahan dirinya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas pengajaran mereka,” jelas Cicik yang menerima Piagam Penghargaan dari FIM sebagai Konsultan Program Tour Aksara Internasional.
Dari pandangan 6 peserta, Tour Aksara ini telah memberikan kontribusi yang signifikan. Memajukan literasi di tingkat nasional dan internasional, serta memperkuat peran pendidik dalam menyemai kecintaan terhadap literasi di masyarakat.
Melalui program ini, FIM tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membuka jalan untuk perubahan positif dalam dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. (Sugeng Ph)